Terjemah Arti:
160. Kecuali
mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),
maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha
Menerima taubat lagi Maha Penyayang.
161. Sesungguhnya
orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat
laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya
162. Dan
Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
Tafsir Ringkas
Kemenag RI
Sungguh,
orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir akan mendapat empat macam
pembalasan. Pertama, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya; kedua, mereka kekal di dalamnya, di dalam laknat itu, dan
karenanya mereka akan masuk neraka untuk selamanya; ketiga, mereka tidak akan
diringankan azabnya; dan keempat, mereka tidak diberi penangguhan sebagaimana
pada saat mereka di dunia. Dan tuhan kamu adalah tuhan yang maha esa, tidak
berbilang; tidak ada tuhan yang disembah dengan hak selain dia, yang maha
pengasih, maha penyayang
Ketuhanan Yang Maha Esa
Akidah adalah
pondasi. Bangunan sebesar apa pun kalau pondasinya tidak kuat, maka bangunan
tersebut mudah roboh. Maka kalau kita ingin membangun manusia-manusia yang baik
dan kuat mental dan karakternya itu harus diawali dari pondasi akidah yang
kuat. Tanpa cara tersebut mustahil akan didapatkan manusia-manusia yang kuat
dan berkarakter. Dan pondasi ajaran Islam adalah tauhid, meng-Esa-kan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
Surat Al-Ikhlash
1. Katakanlah:
“Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Katakanlah
(wahai rasul), “Dia lah Allah pemilik tunggal uluhiyah dan rububiyah, nama nama
dan sifat sifat, tidak seorangpun yang bersekutu dengan NYA padanya.”
2. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Allah yang
sempurna dalam sifat-sifat kemuliaan dan keutamaan serta keagungan, yang dituju
oleh makhluk-makhluk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan.
3. Dia tiada
beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dia tidak
punya anak,tidak juga bapak,dan tidak juga istri.
4. Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia”.
Dan Dia tidak
punya tandingan dan padanan dari makhluk NYA, tidak dalam nama nama NYA,tidak
dalam sifat-sifat NYA, tidak pula dalam perbuatan-perbuatan NYA, maha banyak
kebaikan NYA, maha tinggi, dan maha Suci.
TERDAPAT empat keesaan
Allah dalam kandungan Surah al-Ikhlas. Yakni,
pertama,
keesaan tentang Dzat-Nya.
Kedua, keesaan
tentang segala perbuatan-Nya.
Ketiga,
keesaan tentang segala sifat-Nya.
Keempat,
keesaan tentang segala macam peribadatan.
Keempat
keesaan Allah tersebut tercakup secara ringkas dalam Surah al-Ikhlas, khususnya
dalam ayat pertama yang menegaskan: Qul
huwallahu ahad (Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa).
Makna Esa
dalam ayat tersebut terambil dari lafazh “wahda” mempunyai makna “kesatuan.”
Makna kesatuan ini bukan berarti bilangan satu yang akan ada bilangan dua,
tiga, dan seterusnya. Melainkan kesatuan bulat yang tidak ada sesuatu yang
dapat menambah pada bilangan dua atau tiga, dan seterusnya.
Kesatuan di
sini adalah na’at
(sifat) dari kebesaran Allah Subhanahu
Wa Ta’ala, yang berkedudukan sebagai nama. Jika kesatuan di sini
sebagai na’at,
maka Esa ini hanya digunakan untuk Allah yang memiliki kekuasaan mutlak, tanpa
ada sekutu yang dapat mengimbangi-Nya.
Menurut
pendapat dari seorang penafsir sekaligus pakar tasawuf, yakni Abu as-Su’ud,
bahwa dalam Surah al-Ikhlas menempatkan kata huwa
untuk menunjukkan kepada Allah. Padahal sebelumnya kata huwa yang
menunjukkan kepada-Nya tidak pernah disebut dalam al-Qur’an, kecuali dalam
Surah al-Ikhlas. Hal ini tentu agar memberikan kesan bahwa Dia Yang Maha Kuasa
itu sedemikian terkenal dan nyata, sehingga hadir dalam benak setiap hamba yang
mengimani-Nya.
Kata huwa
tersebut tertuju hanya kepada “Ahad” yang berarti Allah. Dalam makna ahad di
sini menunjukkan sifat yang memiliki “kesatuan mutlak”, yakni Allah semata, dan
tidak ada sesuatu yang selain-Nya.
Keesaan empat
macam dari Allah tersebut adalah satu kesatuan yang abadi, yang tidak akan
pernah berubah oleh pengertian atau pertimbangan apa pun. Di samping itu,
keesaan-Nya sungguh tidak ada campur tangan dari unsur lain yang meliputi-Nya
.
Dia Maha Esa
merupakan kesatuan yang utuh dan abadi. Dari kesatuan yang abadi tersebut
meliputi sifat-sifat keperkasaan-Nya. Inilah Tuhan yang dalam Surah al-Ikhlas
disebutkan mempunyai sifat yang “Abadi”.
Semoga Allah
SWT selalu menyertai dan memberikan kemudahan dalam setiap langkah hidup kita,
diberikan kemudahan dalam menggali makna dalam Alquran maupun Assunah, tetap
istiqomah dalam beribadah, tetap teguh dalam keimanan dan ketaqwaan
terhadap-Nya.
“ Surabi Ma
onah di makan hangat hangat, apalagi makannya di temani Kang Dalang, Kalau Hidup Pingin Selamat, Jalankan Selalu
Perintah Tuhan juga Jauhi yang dilarang“
Sumber
:
https://tafsirweb.com/
No comments:
Post a Comment