Saturday, August 31, 2019

Surat Al-Baqarah Ayat 160 - 163 ( Kultum Subuh Tgl. 24-08-2019 )





Terjemah Arti:
160. Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.

161. Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya

162. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Tafsir Ringkas Kemenag RI
Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kafir akan mendapat empat macam pembalasan. Pertama, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya; kedua, mereka kekal di dalamnya, di dalam laknat itu, dan karenanya mereka akan masuk neraka untuk selamanya; ketiga, mereka tidak akan diringankan azabnya; dan keempat, mereka tidak diberi penangguhan sebagaimana pada saat mereka di dunia. Dan tuhan kamu adalah tuhan yang maha esa, tidak berbilang; tidak ada tuhan yang disembah dengan hak selain dia, yang maha pengasih, maha penyayang

Ketuhanan Yang Maha Esa
Akidah adalah pondasi. Bangunan sebesar apa pun kalau pondasinya tidak kuat, maka bangunan tersebut mudah roboh. Maka kalau kita ingin membangun manusia-manusia yang baik dan kuat mental dan karakternya itu harus diawali dari pondasi akidah yang kuat. Tanpa cara tersebut mustahil akan didapatkan manusia-manusia yang kuat dan berkarakter. Dan pondasi ajaran Islam adalah tauhid, meng-Esa-kan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Surat Al-Ikhlash
1.      Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Katakanlah (wahai rasul), “Dia lah Allah pemilik tunggal uluhiyah dan rububiyah, nama nama dan sifat sifat, tidak seorangpun yang bersekutu dengan NYA padanya.”
2.      Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Allah yang sempurna dalam sifat-sifat kemuliaan dan keutamaan serta keagungan, yang dituju oleh makhluk-makhluk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan.
3.      Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dia tidak punya anak,tidak juga bapak,dan tidak juga istri.
4.      Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
Dan Dia tidak punya tandingan dan padanan dari makhluk NYA, tidak dalam nama nama NYA,tidak dalam sifat-sifat NYA, tidak pula dalam perbuatan-perbuatan NYA, maha banyak kebaikan NYA, maha tinggi, dan maha Suci.

TERDAPAT empat keesaan Allah dalam kandungan Surah al-Ikhlas. Yakni,
pertama, keesaan tentang Dzat-Nya.
Kedua, keesaan tentang segala perbuatan-Nya.
Ketiga, keesaan tentang segala sifat-Nya.
Keempat, keesaan tentang segala macam peribadatan.

Keempat keesaan Allah tersebut tercakup secara ringkas dalam Surah al-Ikhlas, khususnya dalam ayat pertama yang menegaskan: Qul huwallahu ahad (Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa).
Makna Esa dalam ayat tersebut terambil dari lafazh “wahda” mempunyai makna “kesatuan.” Makna kesatuan ini bukan berarti bilangan satu yang akan ada bilangan dua, tiga, dan seterusnya. Melainkan kesatuan bulat yang tidak ada sesuatu yang dapat menambah pada bilangan dua atau tiga, dan seterusnya.

Kesatuan di sini adalah na’at (sifat) dari kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang berkedudukan sebagai nama. Jika kesatuan di sini sebagai na’at, maka Esa ini hanya digunakan untuk Allah yang memiliki kekuasaan mutlak, tanpa ada sekutu yang dapat mengimbangi-Nya.

Menurut pendapat dari seorang penafsir sekaligus pakar tasawuf, yakni Abu as-Su’ud, bahwa dalam Surah al-Ikhlas menempatkan kata huwa untuk menunjukkan kepada Allah. Padahal sebelumnya kata huwa yang menunjukkan kepada-Nya tidak pernah disebut dalam al-Qur’an, kecuali dalam Surah al-Ikhlas. Hal ini tentu agar memberikan kesan bahwa Dia Yang Maha Kuasa itu sedemikian terkenal dan nyata, sehingga hadir dalam benak setiap hamba yang mengimani-Nya.

Kata huwa tersebut tertuju hanya kepada “Ahad” yang berarti Allah. Dalam makna ahad di sini menunjukkan sifat yang memiliki “kesatuan mutlak”, yakni Allah semata, dan tidak ada sesuatu yang selain-Nya.

Keesaan empat macam dari Allah tersebut adalah satu kesatuan yang abadi, yang tidak akan pernah berubah oleh pengertian atau pertimbangan apa pun. Di samping itu, keesaan-Nya sungguh tidak ada campur tangan dari unsur lain yang meliputi-Nya
.
Dia Maha Esa merupakan kesatuan yang utuh dan abadi. Dari kesatuan yang abadi tersebut meliputi sifat-sifat keperkasaan-Nya. Inilah Tuhan yang dalam Surah al-Ikhlas disebutkan mempunyai sifat yang “Abadi”.

Semoga Allah SWT selalu menyertai dan memberikan kemudahan dalam setiap langkah hidup kita, diberikan kemudahan dalam menggali makna dalam Alquran maupun Assunah, tetap istiqomah dalam beribadah, tetap teguh dalam keimanan dan ketaqwaan terhadap-Nya.

“ Surabi Ma onah di makan hangat hangat, apalagi makannya di temani Kang Dalang,  Kalau Hidup Pingin Selamat, Jalankan Selalu Perintah Tuhan juga Jauhi yang dilarang“


Sumber : 
https://tafsirweb.com/

No comments:

Post a Comment