Terjemah Arti:
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera
yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Terjemah Arti:
Dalam
ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan mengenai tanda-tanda
kebesaran-NYA dalam penciptaan seluruh makhluk-NYA dan tidak ada yang mampu
mengambil pelajaran dari segala kebesaran penciptaan-NYA kecuali orang-orang
yang berakal dan memakai akalnya untuk mentafakurinya. Diantara tanda-tanda
kebesaran Allah yang disebutkan dalam ayat ini adalah sebagai berikut:
Pertama, Allah
menciptakan langit yang kita lihat sekarang dengan ketinggiannya, keluasannya,
keindahannya, bintang-bintangnya yang bertebaran, matahari yang menjadi pusat
tatasurya, bulan yang peredarannya menajadi patokan penanggalan manusia, dan
sega benda langit laiinya yang Allah ciptakan demi kemaslahat manusia. Kemudian Allah ciptakan bumi
sebagai hamparan dengan tingkap kepadatannya, lembah-lembahnya,
gunung-gunungnya, lautannya, padang saharanya, hutan-hutannya yang lebat,
keramaiannya serta segala sesuatu yang ada padanya yang bermanfaat untuk
manusia.
Dan
proses penciptaan langit dan bumi ini Allah ciptakan hanya dalam qurun waktu
enam hari sebagaimana firman-NYA :
“Dan
sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”. (QS :
Qaff 38)
Ibnu
katsir menjelaskan makna hari dalam ayat ini terdapat dua pendapat menurut para
ulama : hari seperti yang dipahami manusia, yaitu dari terbitnya matahari
sampai terbenamnya kembali. Pendapat ini adalah pendapat jumhur para ulama.
hari yang dimaksud adalah hari ahirat yang digambarkan bahwa satu hari ahirat
sama dengan 1000 tahun perhitungan manusia di dunia. Pendapat ini adalah
pendapat Ibnu ‘Abbas, Addohak dan ahli tafsir lainnya.
Kedua, yaitu
pergantian siang dan malam yang dengan teraturnya silih berganti tidak
terkambat sedikitpun.
Tidak ada malam yang mendahuli siang dan
begitupula sebaliknya. Allah berfirman :
“Tidaklah
mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS : Yasin :40)
Adakalanya
disebagian tempat lamanya siang lebih panjang dari malam, dan adakalanya juga
lamanya malam lebih panjang dari siang. Dan hal itu silih berganti dengan
teraturnya. Tidak ada yang mampu mengatur ritme peredaran matahari dan bulan
ini kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ketiga,
menundukan laut untuk bisa dilalui perahu berlayar diatasnya, Allah berfirman :
“Dan bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia” Yakni Allah tundukan laut agar dapat membawa
berlayar perahu-perahu diatasnya, tidak membuat perahu tersebut tenggelam
walaupun membawa beban yang berat. Perahu-perahu tersebut berlayar dari satu
pantai ke pantai yang lain membawa barang-barang yang bermanfat bagi manusia.
Menjadikan laut sebagai salah satu jalur transportasi manusia guna membawa
barang-barang kebutuhan mereka dari satu pulau ke pulau yang lain. Ayat ini
juga dijadikan dalil oleh Imam Alqurtubi akan bolehnya menggunakan pereahu
sebagai sarana transportasi dan berdagang untuk kepentingan kehidupan manusia.
Keempat, Allah
turunkan hujan untuk menghidupkan bumi,
Allah berfirman :
“Dan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia
hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya” Ayat ini semakna dengan ayat lain,
yaitu firman-NYA :
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar)
bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan
dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.* Dan Kami jadikan
padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,*supaya
mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan
mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?* Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS.
Yasin :33-36)
Kelima, Allah
ciptakan hewan-hewan di bumi.
Allah Berfirman :
“Dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan”
Allah
Subhanahu wa Ta'ala ciptakan di bumi ini berbagai jenis hewan dengan berbagai
jenis bentuk,warna dan manfaat. ada yang kecil ada yang besar, ada hewan yang
bisa dijadikan makanan untuk manusia ada juga yang bisa diminum susunya dan ada
juga yang bisa dijadikan tunggangan untuk berkendara bepergian ke beragai
tempat. Semua itu semata-mata sebgai rezeki bagi manusia di dunia.
“Dan
tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” (QS.
Huud:6)
Keenam, kisaran
angin dan awan antara langit dan bumi,
sebagaimna firman-NYA :
“Dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi” yakni
adakalanya angin datang membawa rahmat dan adakalanya datang membawa azab.
Adakalanya angin datang membawa tanda-tanda yang akan menggembirakan seperti
awan yang datang sebelum turunnya hujan, dan adakalanya kadetangannya sebagai
tanda yang menakutkan yang dapat menghancurkan apapun yang disapunya. Adakalanya
angin datang dari arah timur ke barat adakalanya juga sebaliknya. Hal ini
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala yang meniupkan angin
tersebut dari berbagai arah yang Allah kehendaki.
Ibnu
Katsir menyebutkan sebab turunnya ayat ini adalah jawaban untuk orang quraisy
atas tantangan mereka kepada rasulullah sebagaimana hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abbas
Orang-orang
Quraisy datang kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam lalu mereka
berkata “hai Muhammad, sesungguhnya kami ingin agar kamu berdo’a kepada tuhanmu
agar menjadikan bagi kami bukit Shofa ini menjadi emas. Lalu akan membeli
dengan emas tersebut kuda-kuda dan senjata. Jika kamu mampu, maka kami akan
beriman kepadamu dan berperang bersamamu”.
Kemudian
nabi Muhammad menjawab: “berjanjilah kalian kepadaku, sekiranya aku berdo’a
kepada tuhanku lalu Dia menjadikan bukit Shofa ini menjadi emas maka kalian
akan beriman kepadaku”. Maka mereka mengadakan perjanjian tersebut dengan Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Maka berdo’alah Nabi kepada Tuhannya.
Lalu kemudian datanglah malaikat Jibril 'alaihissalaam dan berkata :
“Sesungguhnya Tuhanmu mampu menjadikan bukit shofa menjadi emas bagi mereka
dengan syarat jika mereka tidak beriman kepadmu Dia akan mengazab mereka dengan
azab yang belum pernah diberikan kepada siapapun dari umat-NYA”.
Maka
berkatalah nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam: “Wahai Tuhanku, tidak.
Lebih baik tinggalkanlah aku bersama kaumku maka aku akan mendakwahi mereka
hari demi hari”.
Maka
Allah menurunkan ayat ini : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. Al-Baqarah :164)
Sumber
:
https://tafsirweb.com/
No comments:
Post a Comment