Terjemah
Arti:
Hai orang-orang yang beriman, makanlah
di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah
kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
Makna
: ( Tafsir kementrian agama RI )
Ayat ini perintah kepada kaum mukmin
secara khusus setelah memerintahkan secara umum kepada manusia. Hal itu, karena
hanya merekalah yang dapat mengerti nasehat yang disampaikan. Di ayat ini,
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan mereka memakan yang baik-baik dan
bersyukur kepada Allah baik dengan hati, lisan maupun anggota badan, seperti
menggunakan nikmat tersebut untuk keta'atan kepada-Nya atau dengan mengerjakan
amal shalih.
Perintah ini sama seperti perintah
Allah kepada rasul-Nya, yaitu memakan makanan yang baik-baik dan beramal shalih
(lihat surat Al Mukminun: 51). Perintah memakan yang baik-baik berarti larangan
memakan yang kotor seperti halnya orang-orang kafir yang memakan sesuatu yang
kotor dan mengharamkan makanan yang baik-baik.
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang
bersyukur kepada Allah berarti telah beribadah kepada-Nya, demikian juga
menunjukkan bahwa memakan makanan yang baik merupakan sebab untuk beramal
shalih dan sebab diterimanya amal shalih tersebut. Di dalam ayat ini juga
terdapat perintah bersyukur setelah memperoleh nikmat, karena syukur dapat
menjaga nikmat yang ada dan menarik kembali nikmat yang hilang.
Firman Allah dalam Al-Qur’an :
Artinya
; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)
Dari ayat di atas, menekankan dan
memberikan kepada kita pengertian bahwa bersyukur itu adalah suatu keharusan
bagi hamba kepada Tuhannya. Tersirat dalam ayat di atas dua hal yang berupa
anjuran untuk bersyukur dan ancaman bagi orang-orang yang tidak bersyukur.
Bahwasanya, bagi orang-orang yang bersyukur, niscaya Allah akan menambahkan
nikmat-nikmat yang diperoleh dan ancaman bahwa azab atau siksa Allah itu amat
pedih.
Sumber
:
https://tafsirweb.com/
Dalam
sebuah hadits dikisahkan :
Pada suatu malam ‘istri Nabi Aisyah
ra. Melihat Rasulullah saw sedang mengerjakan sholat tahajud sampai membuat kaki Rasulullah
bengkak yang disebabkan karena Nabi berdiri terlalu lama. ‘Aisyah melihat hal
tersebut dan berkata kepada Nabi : Wahai Rasul, mengapa engkau selalu melakukan
ini di malam hari, sedangkan hal ini bukanlah suatu kewajiban? Dan juga,
bukankah semua dosa-dosamu baik yang akan dating ataupun dosa yang telah lalu
akan diampuni oleh Allah? Rasulullah Nabi Muhammad saw pun tersenyum dan beliau
berkata : apakah salah apabila aku ingin menjadi Hamba Allah yang bersyukur?
Dari keterangan cerita hadits di atas, memberikan kita penjelasan betapa indah yang diajarkan Nabi Muhammad saw., bahwasanya tidak ada satu kesombongan pun dalam diri Rasulullah saw. Tidak terdapat rasa bermalasan-malasan yang ada pada diri Rasul untuk selalu mendapatkan cinta sang maha kuasa, meskipun beliau sudah mendapatkan gelar sebagai kekasih Allah swt.
Cara bersyukur yang pertama adalah dengan lisan
Bersyukur dengan lisan adalah
bersyukur dengan perkataan atau lisan. Orang yang selalu bersyukur akan
senantiasa memuji kepada Tuhannya, dengan mengucapkan bacaan tahmid ketika
mendapatkan nikmat, beristighfar apabila melakukan kesalahan, dan lain
sebagainya.
Lidah orang-orang yang bersyukur akan selalu dibasahi dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil yang selalu mengiringi dalam setiap hembusan nafas seseorang. Memberikan tausiah serta saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah juga merupakan bagian dari cara bersyukur dengan lisan.
Cara bersyukur yang kedua adalah dengan hati.
Bersyukur dengan hati adalah dengan
senantiasa menjaga qalbu atau hati dari berbagai penyakit yang dapat
merusak dan mengotori hati seperti sifat iri hati, dengki yang terlarang, riya dan munafik.
Hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah dengan menerima apa yang menjadi ketentuan dan takdir Allah kepadanya dalam kehidupan yang dijalani, tidak berputus asa ketika datang ujian dan cobaan melanda. Dengan ujian dan cobaan tersebut, orang yang bersyukur dengan hati akan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tegas, tegar dalam menjalani kehidupan yang fatamorgana ini.
Hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah dengan menerima apa yang menjadi ketentuan dan takdir Allah kepadanya dalam kehidupan yang dijalani, tidak berputus asa ketika datang ujian dan cobaan melanda. Dengan ujian dan cobaan tersebut, orang yang bersyukur dengan hati akan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tegas, tegar dalam menjalani kehidupan yang fatamorgana ini.
Cara bersyukur yang ketiga adalah dengan amal perbuatan
Bersyukur dengan amal perbuatan adalah
melalui tindakan atau amal perbuatan. Perbuatan seseorang dapat menjadi
refleksi atau cerminan dari rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh
Allah. Salah satu contoh bentuk cerminan syukur adalah dengan memberikan dan
perbuat banyak kebaikan kepada orang lain. Bersyukur hendaknya selalu
diaplikasikan dalam keseharian, misalnya perilaku serta akhlak yang baik dan mulia juga dapat menjadi gambaran dan
bentuk dari wujud syukur dalam perbuatan, ramah, sopan santun dalam pergaulan
juga merupakan bagian dari rasa syukur itu sendiri.
Bentuk dari cara bersyukur dengan amal
perbuatan ini adalah cara bersyukur yang paling penting dalam kehidupan di masa
sekarang ini. Sudah semestinya kita ini menjadi rakyat yang bersyukur, bangsa
yang bersyukur. Demikian juga bagi para pemimpin, para pemimpin yang
menunjukkan wujud syukur dalam perbuatan adalah mereka yang senantiasa
menunjukkan dan bisa menjadi contoh suri tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya,
bukan menjadi pemimpin yang mengajarkan berlaku dan bertindak kufur atas nikmat
Allah.
No comments:
Post a Comment