Terjemah
Arti:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah
kamu mengingkari (nikmat)-Ku
Tafsir : Abu
Bakar Jabir al-Jazairi, pengajar di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ الشكر } asy-Syukr
: Menampakkan kenikmatan yang digunakan pada jalan-jalan yang diridhai Allah,
sesuai dengan maksud diturunkannya kepada hamba.
{ الكفر } al-Kufr :
Mengingkari nikmat dan menyembunyikannya, serta menggunakannya untuk hal yang
tidak dicintai oleh Allah Ta’ala.
Makna
ayat :
Pada ayat 152 Allah Ta’ala
memerintahkan kaum Muslimin agar mengingatNya dan bersyukur kepadaNya, serta
melarang agar tidak kufur dan melupakanNya. Allah Ta’ala berfirman “Karena itu
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” Karena mengingat Allah
dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, serta mengingat janji dan acamanNya
termasuk hal-hal yang dapat mengantarkan untuk mendapat kecintaan dan keridhaan
Allah. Begitu juga dalam mensyukuri nikmatnya dengan mendirikan shalat dan
menjalankan seluruh ibadah dapat mendatangkan rahmat dan keutamaan dariNya.
Adapun melupakan dan kufur kepada Allah hanya akan mendatangkan kemurkaan,
kebencian, hukuman, dan adzab yang pedih.
Pelajaran
dari ayat :
-
Kewajiban
mengingat Allah (dzikir) dengan membaca tahlil, takbir, tasbih, dan kewajiban
bersyukur dengan cara menaatiNya.
-
Haramnya
melupakan dzikir kepada Allah, dan termasuk dalam kekufuran orang yang tidak
bersyukur atas nikmatNya.
“Syukur
adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut”
Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.
Sedangkan
istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah
pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan
kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa
persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan
dan ketaatan kepada Allah”
Lawan
dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari
bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal Qarun yang
berkata,
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki
itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (QS. Al-Qashash:
78).
Allah
Ta’ala dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan atas
perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman,
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat
kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar”
(QS. Al Baqarah: 152)
Allah
Ta’ala juga berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah”
(QS. Al Baqarah: 172).
Maka
bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta
mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.
Buah Manis dari Syukur
1. Syukur
Adalah Sifat Orang Beriman
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda,
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan,
karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali
pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu
baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR.
Muslim no.7692).
2. Merupakan
Sebab Datangnya Ridha Allah
Allah Ta’ala berfirman,
“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha
Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika
kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az-Zumar: 7).
3. Merupakan
Sebab Selamatnya Seseorang Dari Azab Allah
Allah Ta’ala berfirman,
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika
kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim”
(QS. An-Nisa: 147).
4. Merupakan
Sebab Ditambahnya Nikmat
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7).
5. Ganjaran
Di Dunia dan Akhirat
Janganlah
Anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih
kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga
membuka pintu rezeki di dunia. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan
kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145).
Imam Ath Thabari
menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya
adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di
akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari,
7/263)
Sumber :
https://tafsirweb.com/
Sumber :
https://tafsirweb.com/
No comments:
Post a Comment