Saturday, August 31, 2019

Surat Al-Baqarah Ayat 165 ( Kultum Subuh Tgl. 26-08-2019 )



Terjemah Arti:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Makna :
Ayat ini dengan ayat sebelumnya terkait, ayat sebelumnya menerangkan tentang bukti-bukti keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala di alam semesta, di mana bukti tersebut membuahkan ilmu yang yakin akan kebenaran keesaan Allah.
Namun anehnya, masih saja ada di antara manusia yang menjadikan makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala, padahal jelas sekali bukti keesaan-Nya. Tandingan dalam mengarahkan ibadah, bukan tandingan dalam menciptakan, memberi rezeki dan mengatur karena mereka (tandingan-tandingan) itu tidak bisa apa-apa, ia sendiri dicipta dan lemah. Makhluk tidaklah sebanding dengan Pencipta, Allah yang memberikan rezeki, sedangkan selain-Nya diberi rezeki, Allah Yang Maha Kaya, sedangkan selain-Nya butuh kepada-Nya, Dia Maha Sempurna dari berbagai sisi, sedangkan selain-Nya memiliki kekurangan dari berbagai sisi. Allah yang memberikan manfa'at dan madharat, sedangkan selain-Nya tidak berkuasa apa-apa. Dengan demikian, batil sekali orang yang mengadakan tandingan bagi Allah, baik tandingan itu berupa malaikat, nabi, orang shalih, berhala dsb. Allah-lah yang berhak dicintai secara sempurna dan disikapi dengan tunduk menghinakan diri secara sempurna.
Mereka menyembah dan mengagungkan tandingan tersebut serta mencintainya seperti halnya menyembah Allah, mengagungkan-Nya dan mencintai-Nya. Jika seperti ini keadaannya, yakni hujjah tentang keesaan Allah dan bukti telah tegak maka orang tersebut adalah penentang Allah, berpaling dari memikirkan ayat-ayat-Nya baik pada dalil yang disampaikan maupun pada alam semesta. Ia tidak lagi memiliki udzur sehingga pantas untuk mendapat siksa.
Melebihi cinta orang-orang musyrik kepada sesembahan mereka selain Allah. Hal itu, karena orang-orang mukmin mengikhlaskan cinta kepada-Nya, sedangkan orang-orang musyrik menyekutukan-Nya.
Mereka (orang-orang mukmin) mencintai Zat yang berhak dicintai, di mana mencintai-Nya adalah sumber kebaikan dan kebahagiaan seorang hamba. Sebaliknya, orang-orang mursyrik mencintai sesuatu yang tidak berhak dicintai, jelas sekali mencintainya merupakan sumber celaka seorang hamba dan penyebab rusak kehidupannya. Orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. Maksudnya, ketika orang yang zalim tersebut melihat sesembahan mereka tidak memberikan manfaat sama sekali pada hari Kiamat, mereka pasti akan mengetahui secara jelas kelemahan berhala dan apa yang mereka sembah selain Allah dan meyakini bahwa seluruh kekuatan hanya milik Allah.
Tidak seperti ketika di dunia, mereka (orang-orang musyrik) menyangka bahwa sesembahan mereka memiliki kekuatan dan kemampuan, padahal sesembahan itu tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi sampai menyelamatkan mereka dari siksa Allah pada hari kiamat. Dan tentu mereka tidak akan mengadakan tandingan bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala ketika di dunia.


Sumber : 
https://tafsirweb.com/

No comments:

Post a Comment