Saturday, August 31, 2019

Surat Al-Baqarah Ayat 167-168 ( Kultum Subuh Tgl. 28-09-19 )



Terjemah Arti:
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami". Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Makna : ( tafsir kementrian agama RI )
Dan karena dahsyatnya siksa Allah yang mereka saksikan, orang orang yang mengikuti berkhayal dan berkata, sekiranya kami mendapat kesempatan kembali ke dunia, tentu kami akan berlepas tangan dari mereka; kami tidak akan mengikuti mereka sebagaimana pada hari ini mereka berlepas tangan dari kami dan tidak bertanggung jawab atas ajakan dan tipu daya mereka kepada kami. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka seluruh amal perbuatan mereka, membiarkan mereka larut di dalamnya. Perbuatan itulah yang menjadi sebab penyesalan mereka di akhirat, penyesalan yang sama sekali tidak berguna. Dan mereka tidak akan keluar dari api neraka; mereka kekal dan abadi di dalamnya.
Wahai manusia! makanlah dari makanan yang halal, yaitu yang tidak haram, baik zatnya maupun cara memperolehnya. Dan selain halal, makanan juga harus yang baik, yaitu yang sehat, aman, dan tidak berlebihan. Makanan dimaksud adalah yang terdapat di bumi yang diciptakan Allah untuk seluruh umat manusia, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan yang selalu merayu manusia agar memenuhi kebutuhan jasmaninya walaupun dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah. Waspadailah usaha setan yang selalu berusaha menjerumuskan manusia dengan segala tipu dayanya. Allah mengingatkan bahwa sungguh setan itu musuh yang nyata bagimu, wahai manusia. Sebagai musuh manusia, sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat, yaitu perbuatan yang mengotori jiwa dan berakibat buruk terhadap kehidupan meskipun tanpa sanksi hukum duniawi, seperti menyakiti sesama, menebar permusuhan, merusak persatuan dengan cara mengadu domba dan menyebar kebohongan, berhati dengki, angkuh dan sombong, dan setan juga menyuruh manusia berbuat keji, yaitu perbuatan yang tidak sejalan dengan tuntunan agama dan akal sehat, khususnya yang telah ditetapkan sanksi duniawinya, seperti zina dan pembunuhan, dan setan juga membisikkan agar kamu mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah dengan mengatakan bahwa Allah punya istri dan punya anak, padahal Allah mahasuci dari hal tersebut.

Sumber : 
https://tafsirweb.com/
 
Sejak perseteruan iblis dengan Adam di surga hingga akhirnya terusir darinya, Allah sudah mewartakan dalam Al Quran bahwa dia bersama segenap keturunannya adalah musuh yang nyata bagi manusia. Selain itu, pada beberapa ayat secara tegas Allah melarang manusia agar jangan mengikuti langkah-langkah mereka misalnya yang terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 208.
Bagaimana manusia mengetahui langkah-langkah iblis dan setan, sementara mereka gaib bagi manusia? 
Jawabannya adalah dengan mengetahui pintu-pintu masuk setan ke dalam hati manusia. Terkait hal ini, Hujjatul-Islam Imam Ghazali (Pakar Tashawuf) memaparkannya dengan cukup gamblang yang terilhami dari nash dan pengalaman spiritualnya ;

1.       Amarah
Marah menurut Imam Ghazali adalah kepusingan dan kemabukan akal. Ketika pasukan akal melemah, maka akan mudah diserang oleh pasukan setan. Manusia yang sedang dikuasai amarah, maka akan dipermainkan setan sebagaimana anak-anak mempermainkan bola.
Suatu ketika ada seorang wali berkata kepada iblis, “Perlihatkan kepadaku bagaimana engkau mengalahkan manusia!” Iblis menjawab, “Kuambil dia pada waktu marah dan senang.” Di sini tersibaklah rahasia mengapa Nabi pernah memberi nasihat agar jangan marah kepada salah satu sahabatnya yang diulang sebanyak tiga kali. Sebab, jika manusia sudah marah, maka itu pintu masuk setan yang akan mempermainkannya.

2.       Syahwat
Pintu ini adalah di antara jalan masuk setan yang cukup gampang dalam memasuki hati manusia. Suatu hari, Iblis memberi nasihat kepada Nabi Musa, di antaranya, “Jauilah duduk-duduk dengan perempuan yang bukan mahram, sebab akulah yang menjadi suruhan perempuan itu kepadamu dan suruhanmu kepada perempuan tadi. Aku senantiasa berbuat demikian sampai sengkau dapat saya fitnah dengan wanita itu dan saya memfitnah wanita itu dengan engkau.”
Rasulullah pernah memberi wejangan kepada umatnya bahwa barang siapa yang bisa menjaga mulut dan apa yang di bawah perut (kemaluan), maka dia dijamin surga. Jaminan yang luar biasa ini diberikan kepada orang-orang yang mampu menjaga diri dari syahwat; baik itu yang berkaitan dengan menjaga lisan atau menjaga kemaluan. Dalam hal ini banyak yang tergelincir akibat bujuk rayu setan yang susah dihindarkan

3.       Dengki
Pintu ini menurut Imam Al Ghazali sebagai gerbang setan yang penting. Bukankah iblis diusir dari surga gara-gara dia dengki kepada Adam?  Selain itu terkait sifat tercela ini Rasulullah juga pernah mengingatkan agar manusia hati-hati dari sifat dengki. Sebab, kedengkian bisa memakan kebaikan manusia laiknya api yang membakar kayu. Kisah antara Qabil dan Habil juga bisa dijadikan contoh. Kedengkian kepada saudara membuat Qabil tega membunuhnya.

4.       Tamak
Orang yang sudah tamak (loba) maka hal itu akan membuat (hati)nya buta dan tuli. Ada kata-kata menarik, “Kecintaanmu terhadap sesuatu itu membuat buta dan tuli.” Kisah Nabi Adam beserta Hawa bisa dijadikan pelajara.  
Ketika di surga, semua yang ada di dalamnya boleh dinikmati oleh keduanya. Hanya satu pohon yang dilarang untuk didekati, apalagi dimakan. Namun, justru iblis memasuki hati Adam dengan pintu loba (tamak) sehingga akhirnya Adam dan Hawa terbujuk dan memakan pohon larangan itu. Akibatnya, ketamakan itu membuatnya dikeluarkan dari surga.

5.       Makan Kenyang
Kenyang –walaupun dari makanan yang halal– menurut analisis dan pengalaman spiritual Imam Ghazali bisa menguat syahwat. Sementara syahwat –sebagaimana paparan tadi—adalah pintu masuk setan.
Pernah iblis bercerita kepada Nabi Yahya, “Dengan syahwat ini engkau kekenyangan lantas aku beratkan engkau mengerjakan shalat dan zikir.” Kemudian Nabi Yahya berkomitmen untuk tidak memenuhi perutnya (mengenyangkan diri) selamanya


No comments:

Post a Comment